Sistem Dasar Pembentukan Thariqat
Tijaniyah
Menurut
Syekh al-Sya’rani, sebagaimana dikutip oleh Ali Harazim, ajaran thariqat kaum
sufi berlandaskan kepada al-Qur’an dan al-Sunnah, serta berasal dari metode
suluk yang dipraktikan oleh Rasulullah saw. Dari landasan ini, unsur sanad
(silsilah) yaitu urutan-urutan guru secara berkesinambungan sampai kepada
Rasulullah saw., sangat penting dalam thariqat. Idealnya, setiap guru dalam
sanad bertemu langsung dengan guru di atas dan seterusnya sampai sumber utama
Rasulullah saw. Namun dalam kenyataannya tidak semua talqin thariqat
menggunakan sanad demikian sebab ada talqin yang disampaikan langsung antara syekh
Thariqat dengan Rasulullah saw. Setelah Rasulullah saw., meninggal dunia,
sistem demikian biasa dinamakan sistem “Barzakhi”.
Bimbingan
Rasulullah saw., kepada para wali dalam keadaan jaga mengantarkan pada satu
pemahaman bahwa amalan wirid para wali termasuk didalamnya amalan thariqat
muncul sebagai buah mujahadahnya dan hal ini merupakan anugerah Allah swt. Oleh
karena itu menurut KH. Badruzzaman banyak thariqat para wali dasar
pembentukannya melalui talqin barzakhi. Untuk itu ia menyebutnya sebagai thariqat
Barzakhiyah artinya amalan yang diterima dari Nabi Muhammad saw., setelah
beliau meninggal dunia. Selanjutnya dikatakan bahwa semua amalan thariqat besar
yang berkembang di dunia Islam terbentuk melalui talqin barzakhi kecuali
thariqat Qadiriyah, karena sanad thariqat ini bersambung kepada Rasulullah saw.
melalui Sayyidina Ali Kw.
Thariqat
Tijaniyah termasuk thariqat yang dasar pembentukannya menggunakan sistem
barzakhi. Makna barzakhi dalam Thariqat Tijaniyah, sebagaimana tergambarkan
dalam proses pembentukannya, bahwa ajaran-ajaran itu tidak diperoleh melalui
pengajaran dari guru-guru sebelumnya, tetapi diperoleh langsung oleh Syekh
Ahmad al-Tijani dari Rasulullah saw., dalam perjumpaan secara yaqzhah.
Pejumpaan dengan melihat Rasulullah saw., walaupun telah berada di alam
barzakh, yang dialami oleh Syekh Ahmad al-Tijani, adalah peristiwa yang menurut
tradisi thariqat, merupakan hal yang biasa dan bisa terjadi terutama dialami
oleh wali-wali besar.
Bertemu
dengan Rasulullah dalam keadaan jaga merupakan bagian dari kekaramatan wali.
Dan karamah seperti inilah yang senantiasa diharapkan dan dicita-citakan oleh
para wali Allah swt. Sebab berjumpa dengan Rasulullah saw., dan melihatnya
dengan yaqzhah (dalam keadaan jaga) tidak dalam keadaan tidur atau mimpi
menunjukan jaminan maqam kewalian seseorang dari Rasulullah saw., sebagaimana
akan dilihat nanti.
Melihat
dasar pembentukan thariqat tijaniyah sebagai mana disebutkan di atas, bagi
orang yang percaya bahwa hal tersebut memang terjadi, berarti mereka sudah
meyakini bahwa Syekh Ahmad al-Tijani memperoleh kedudukan yang tinggi, dan
berarti pula thariqat tijaniyah adalah thariqat yang mempunyai sanad sampai
kepada Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu amalan Thariqat Tijaniyah adalah
amalan Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih anda telah berkunjung ke blog saya.....