Syarat Masuk

Ikhwan Tijani mempunyai syarat- syarat dan aturan-aturan sebagai berikut: 
1.     Syarat Masuk
Untuk memasuki atau mengambil wirid dzikir dari Thoriqoh Tijaniyah, seorang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;
a.    Calon Ikhwan Tijaniy tidak mempunyai wirid Thoriqoh.
b.    Mendapatkan talqin wirid Thoriqoh Tijaniyah dari orang yang mendapat izin yang sah untuk memberi wirid Thoriqoh Tijaniyah.
Keterangan
-          Apabila calon Ikhwan Tijaniy telah masuk thoriqoh lainnya, maka harus dilepaskan. Karena Thoriqoh Tijaniyah tidak boleh dirangkap dengan thoriqoh lainnya.
-          Wirid dari selain Syaikh Ahmad At-Tijaniy yang tidak termasuk ikatan thoriqoh, seperti hizib-hizib, shalawat dan sebagainya, boleh diwiridkan oleh Ikhwan Tijaniy selama tidak mengurangi kemantapannya terhadap Thoriqoh Tijaniyah. Sayyidi syekh ahmad At Tijany memberi aneka macam hizib-hizib, wirid-wirid, sholawat terutama sholawat Fatih dan Jawharatul Kamal dan ada kitab khusus untuk itu, yaitu : kitab Ahzaab wa Aurad.

2.        Kewajiban Ikhwan Tijaniy:
Setelah seorang tercatat sebagai Ikhwan tijaniy, maka dia mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
a.    Harus menjaga syari’at.
b.    Harus menjaga sholat lima waktu berjama’ah bila mungkin.
c.    Harus mencintai Syaikh Ahmad At-Tijani selama-lamanya.
d.   Harus menghormati siapa saja yang ada hubungannya dengan Syaikh Ahmad At-Tijani.
e.    Harus menghormati semua Wali Alloh dan semua thoriqoh.
f.     Harus mantap pada thoriqohnya dan tidak boleh ragu-ragu.
g.    Selamat dari mencela Thoriqoh Tijaniyah.
h.    Harus berbuat baik kepada kedua orang tua.
i.      Harus menjauhi orang yang mencela Thoriqoh Tijaniyah.
j.      Harus mengamalkan Thoriqoh Tijaniyah sampai akhir hayatnya.

3.        Larangan atas Ikhwan Tijani :
Adapun hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang ikhwan tijani adalah sebagai berikut :
a.    Tidak boleh mencaci, membenci dan memusuhi Syaikh Ahmad At-Tijaniy.
b.    Tidak boleh ziarah kepada wali yang bukan Tijani, khusus mengenai robithah saja.
c.    Tidah boleh memberi wirid Thoriqoh Tijaniyah tanpa ada izin yang sah.
d.   Tidak boleh meremehkan wirid Thoriqoh Tijaniyah.
e.    Tidak boleh memutuskan hubungan dengan makhluk tanpa izin syara’,terutama dengan ikhwan Tijani.
f.     Tidak boleh merasa aman dari makrillah.
Keterangan
-          Ziarah kepada wali yang bukan Tijani yang tidak boleh adalah ziarah karena istimdad, tawassul,dan do’a. Sedangkan ziarah untuk silaturrahim, untuk mengaji/menuntut ilmu atau ziarah semata-mata karena Alloh Swt, maka boleh. Bagi Ikhwan Tijani yang belum tahu ziarah yang boleh dan yang tidak boleh, hendaknya jangan melaksanakan ziarah, karena bisa membatalkan keterikatannya dengan Thoriqoh Tijaniyah.
-          Yang dimaksud meremehkan wirid ialah musim-musiman dalam melaksanakan wirid Thoriqoh Tijaniyah, mengundurkan waktunya tanpa udzur dan melakukan wirid dengan bersandar tanpa adanya udzur.
-          Makrillah adalah siksa /azab Alloh yang tampaknya seperti rahmat-Nya atau kelihatan seperti rahmat Alloh SWT. Tapi sebetulnya adalah adzab Alloh SWT.

4.        Aturan Melaksanakan Dzikir:
Seorang Ikhwan Tijani yang akan melaksanakan wirid atau dzikir Thoriqoh Tijaniyah, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a.    Dalam keadaan normal, suara bacaan dzikir harus terdengar oleh dirinya sendiri.
b.    Harus suci dari najis,baik badan, pakaian,tempat dan apa saja yang dibawanya.
c.    Harus suci dari hadats, baik besar maupun kecil.
d.   Harus menutup aurat seperti sholat, baik pria maupun wanita.
e.    Tidak boleh berbicara.
f.     Harus menghadap kiblat.
g.    Harus dengan duduk.
h.    Harus ijtima’ dalam melaksanakan dzikir wadhifah dan dzikir hailalah sesudah ‘Ashar pada hari jum’at apabila di daerahnya ada ikhwan Tijani lain.
i.  Istihdlorul-Qudwah, yaitu saat melakukan wirid dari awal hingga akhir membayangkan seakan-akan berada di hadapan Syaikh Ahmad At-Tijani dan lebih utama membayangkan Sayyidil Wujud Muhammad Saw, dengan keyakinan bahwa beliaulah yang mengantarkan wushul kepada Alloh Swt.
j.  Mengingat dan memikirkan makna wirid dari awal sampai akhir. Kalau tidak bisa, hendaknya memperhatikan dan mendengarkan bacaan wiridnya.
Keterangan
-       Kalau ada udzur boleh berbicara asal tidak lebih dari dua kata. Kalau lebih dari itu, maka wiridnya batal, kecuali disebabkan oleh orangtuanya atau suaminya sekalipun bukan ikhwan Tijani.
-       Kalau ada udzur boleh tidak menghadap kiblat, seperti sedang dalam perjalanan atau sedang berada dalam ijtima’ (perkumpulan).
-          Kalau ada udzur boleh tidak duduk, seperti sakit atau dalam perjalanan.

5.        Penyebab keluar dari Thoriqoh Tijaniyah:
Seorang Ikhwan Tijani dianggap keluar dari Thoriqoh ini jika:
a.    Mengambil wirid dari thoriqoh lain.
b.    Melanggar larangan ziarah kepada wali yang di luar Tijani.
c.    Berhenti dari Thoriqoh Tijaniyah.
Melanggar salah satu dari tiga larangan tersebut diatas, maka ia telah keluar dari Thariqat Tijaniyah / batal thariqatnya. Kami mohon perlindungan dari demikian itu pada Alloh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Amiin.